ANALISIS PENGARUH PROGRAM PROMOSI,
PERSEPSI MEREK, MOTIVASI KONSUMEN, DAN
KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN MOTOR YAMAHA DI KOTA
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang
semakin maju seperti sekarang ini
membuat banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi secara signifikan dari
tahun sebelum dan terjadi pada masa sekarang sebagai akibat semakin majunya
ilmu teknologi yang diterapkan oleh suatu bangsa. bangsa Indonesia contohnya sebagai negara
yang mempunyai populasi penduduk terbesar nomor 4 (empat) www.populationworld.com,
(2009) di dunia menjadikan negara Indonesia ini harus memiliki penerapan ilmu
teknologi yang sangat maju sebagai alat untuk mempermudah arus komunikasi dan
transportasi antar penduduk sehingga dapat tercipta kemajuan dan perkembangan
antar daerah secara merata. Dalam bidang
transportasi kita mungkin telah mengenal motor sebagai salah satu alat transportasi
yang biasa digunakan oleh penduduk Indonesia.
Hal ini dikarenakan selain praktis dan hemat jika dibandingkan dengan
membayar ongkos angkutan umum, alasan
lain yang mempengaruhi perkembangan motor di Indonesia adalah untuk
mempercepat seseorang apabila akan melakukan perpindahan dari suatu tempat
ketempat lainnya. Itulah alasan mengapa pertumbuhan para pengguna sepada motor
di negara ini semakin meningkat setiap tahunnya bahkan disaat krisis ekonomi
yang mengguncang negara ini beberapa tahun lalu pertumbuhan sepeda motor justru
semakin meningkat. Seiring perkembangan waktu dan semakin meningkatnya
kebutuhan alat transportasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif
terutama di bidang sepeda motor, yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang
selain harganya terjangkau dan juga mudah dalam perawatan. Saat ini banyak sekali bermunculan berbagai
merek sepeda motor seperti HONDA, YAMAHA, SUZUKI, dan KAWASAKI sebagai pemain
utama dalam pasar sepeda motor di negara ini yang selalu bersaing untuk merebut
minat konsumen untuk membeli produk motor mereka. Karena untuk menarik minat
beli konsumen yang sangat sulit, maka diperlukan usaha yang keras dan inovasi yang terencana dari waktu ke waktu
dari setiap perusahaan untuk menarik minat beli konsumen. Pasar sepeda motor Indonesia yang sangat
luas membuat beberapa perusahaan HONDA,
YAMAHA, SUZUKI, dan KAWASAKI selalu berlomba-lomba memproduksi produk yang
dapat memenuhi kebutuhan dari konsumen mereka.
Menurut Asosiasi Industri Sepeda
Motor Indonesia (AISI) dari tahun 2005-2010 Honda selalu menjadi pemimpin pasar
sepeda motor, sedangkan Yamaha selalu menjadi nomor 2 (dua) setelah Honda. Walaupun penjualan mereka selalu menunjukan
tren hasil positif, ini berarti tren positif peningkatan penjualan sepeda motor
Yamaha belum mampu mengalahkan penjualan sepeda motor Honda sebagaipemimpin
pasar sepeda motor di Indonesia. Dengan menggunakan tagline “Yamaha Semakin
Didepan” Yamaha berusaha menunjukan bahwa mereka selangkah lebih maju
dibandingkan yang lain dan juga agar konsumen semakin mengenal produk mereka
dan kemudian mau memakai produk-produk motor buatan mereka yang dikenal cepat,
gesit dan sporty sehingga cocok untuk berbagai golongan usia. Selain itu Suzuki dan Kawasaki tak ubahnya
menjadi pelengkap dalam pasar sepeda motor di Indonesia. Berdasarkan teori yang
ada maka penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh program promosi, persepsi
merek, motivasi konsumen, dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian. Penelitian akan dilakukan
dengan judul “Analisis
Pengaruh Program Promosi, Persepsi Merek, Motivasi Konsumen dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Semarang”.
1.2
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang
telah penulis jelaskan di atas terdapat
kenaikan yang signifikan dari penjualan sepeda motor Yamaha setiap
tahunnya, akan tetapi hal tersebut belum bisa mengalahkan penjualan sepeda
motor Honda di Indonesia dan bagaimana cara untuk lebih meningkatkan penjualan
sepeda motor Yamaha di Indonesia yang dapat diukur melalui beberapa variabel
yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Dari beberapa teori yang
diuraikan oleh beberapa ahli diatas dan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari variabel-variabel yang akan
digunakan dalam penelitian ini. Dengandemikian maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah Program promosi berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sepeda motor
merek Yamaha?
2. Apakah Persepsi merek
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek
Yamaha?
3. Apakah Motivasi konsumen berpengaruh terhadap
keputusan pembelian sepeda motor
merek Yamaha?
4. Apakah Kualitas Produk
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek
Yamaha?
1.3 Ruang Lingkup
Untuk
menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka ruang lingkup penelitian ini
adalah:
1. Objek penelitian dibatasi pada
pembeli (buyer), dan pemakai (user) sepeda motor merek Yamaha di Kota Semarang.
2. Atribut yang diteliti yaitu:
Program promosi, persepsi merek, motivasi Konsumen dan
kualitas produk.
1.4
Tujuan dan Kegunaan
1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah :
1.
Untuk menganalisis pengaruh program
promosi tehadap keputusan pembelian sepeda
motor
merek Yamaha.
2.
Untuk menganalisis pengaruh persepsi merek
terhadap keputusan pembelian sepeda
motor
merek Yamaha.
3.
Untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek Yamaha.
4.
Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian sepeda
motor
merek Yamaha.
1.4.2 Kegunaan Penelitian
Adapun
hasil dari penelitian ini diharapkan memberi kegunaan sebagai berikut:
1. Bagi Konsumen
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan tambahan informasi kepada konsumen dalam keputusan pembelian sepeda motor.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini
diharapkan dapat mengetahui seberapa besar kemungkinan pengambilan keputusan
pembelian sepeda motor serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan perusahaan dalam penawaran dan pemasaran produknya.
3. Bagi dunia Akademi
Penelitian ini dapat
menjadi sumber referensi dan dapat memberikan
kontribusi pada pengembangan studi mengenai pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Pemasaran
Pemasaran adalah semua kegiatan
usaha yang diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan kepemilikan
barang atau jasa dan untuk
menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen
akhir (Sigit, 2002). Sedangkan menurut Perreault Jr. (2008) dalam Basic Marketing: A Marketing Strategy
Planning Approachberpendapat Marketing is make sure right goods and services
are produced. Pemasaran adalah memastikan
bahwa barang dan jasa yang sesuai diproduksi. Pemasaran adalah suatu sistem
total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan (Saladin, 2003). Sedangkan Assauri (1999:4) mendefinisikan
pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang
tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang
tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”. dan juga, Menurut Kotler dan Armstrong (2000)
pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan
perusahaan. Berdasarkan kelima pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan
pemasaran adalah
rangkaian
proses yang dilakukan untuk menjual barang
atau jasa yang telah diproduksi untuk dipasarkan agar mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan dari berdirinya suatu
perusahaan yaitu mendapatkan keuntungan.
Pengelolaan pemasaran umumnya
dilakukan oleh organisasi. Terdapat aspek-aspek spesifik dari pemasaran yang
harus dipertimbangkan oleh bagian pemasaran. Pemasaran dapat dilihat dari sudut
pandang mikro, yaitu serangkaian aktifitas untuk mengantisipasi kebutuhan
konsumen, alur langsung barang dan jasa kepada konsumen, dan dilakukan oleh organisasi individu. Dari
sudut pandang makro, pemasaran adalah proses sosial yang dapat memenuhi tujuan
dari masyarakat, secara efektif menyamakan antara permintaan dan penawaran
dimana fokus pada bagaimana aktifitas pemasaran mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya. Pemasaran mencakup
usaha perusahaan dalam memuaskan konsumen yang dimulai dengan mengindentifikasi
kebutuhan konsumen, menentukan harga pokok barang atau jasa yang relevan,
menentukan teknik promosi, dan distribusi atau penjualan produk tersebut. Dalam
menciptakan
kepuasan
konsumen maka harus ada singkronisasi antara pemasaran yang meliputi kegiatan
untuk memastikan barang dan jasa yang benar diproduksi dan menciptakan kepuasan
konsumen dimana memenuhi kebutuhan konsumen, keinginan, serta ekspektasi dan
produksi yang merupakan kegiatan membuat barang dan menyediakan jasa karena
produk tidak dapat menjual diri sendiri Perreault Jr (2008).
2.1.2
Perilaku konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard (1990,p.3), perilaku konsumen diartikan “ Those actions directly
involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services,
including the decision processes that precede and follow this action”. Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan
yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang
suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.Schiffman dan Kanuk
(1997) berpendapat perilaku konsumen adalah
the behavior that consumers display in searching for purchasing, using
evaluating, and disposing of produce’s, service idea”s which they expect with satisfy their needs. Artinya perilaku
yang ditunjukan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, dan
mengevaluasi barang dan jasa atau ide, diharapkan dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen tersebut.Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas
yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan
dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,
dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Hal ini disebabkan
tujuan
pemasaran itu sendiri adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan
pelanggan. Berdasarkan ketiga pendapat
ahli di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
alasan-alasan yang mendasari tindakan individu atau kelompok sebagai konsumen
untuk mendapatkan barang atau jasa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya.
2.2
Keputusan pembelian
Salah satu tujuan perusahaan
adalah memperoleh keuntungan melalui penjualan produk dan jasa kepada konsumen.
Dengan menggunakan cara-cara pemasaran yang menarik, perusahaan dapat
mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Keputusan konsumen untuk membeli suatu produk adalah sesuatu yang
sangat diinginkan perusahaan, terutama pihakpemasar. Preferensi yang tinggi
terhadap merek tidak akan mendapatkan keuntungan secara berlanjut jika hal itu
hanya berhenti pada tahap tersebut.
2.2.1
Peranan-peranan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam keputusan membeli barang
konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses
pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun
seringkali pula peranan tersebut dilakukan oleh beberapa orang. Pemahaman
mengenai masingmasng peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan
kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut
meliputi, Pemrakarsa (initiator), Pemberi pengaruh (influence), Pengambilan
keputusan (decider),Pembeli (buyer), Pemakai (user). (Kotler, et al,.1996).
2.3
Promosi
Promosi merupakan salah satu
bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi
dengan pasarnya.Promosi juga sering
dikatakan sebagai proses berlanjut, karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan
selanjutnya bagi perusahaan. Tujuan dari
promosi menurut Swasta (1997:335) adalah sebagai berikut :
a.
Mofikasi
tingkah laku
Orang-orang
melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan, antara lain mencari kesenangan atau bantuan,
memberikan pertolongan atau instruksi, memberi informasi, dan mengemukakan ide.
Promosi berusaha mengubah tingkah laku yang ada.
b. Memberitahu
Kegiatan promosi
dapat ditujukan untuk memberi tahu target pasar mengenai
penawaran perusahaan.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat
membujuk terutama diarahkan untuk mendorong pembeli.
Sering kali perusahaan tidak
ingin memperoleh tanggapan secepatnya guna menciptakan kesan positif sehingga
dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat
mengingtkan dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk
dalam masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan pada daur hidup
produk. Kegiatan promosi mengenal adanya bauran promosi yaitu kombinasi dari
strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat-alat promosi yang
lain dimana kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan (Stanton
dalam Swasta, 1979:238).
a.
Personal
Selling
Personal selling adalah
komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membujuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka dapat mencoba dan membelinya.
b.
Mass
Selling
Mass Selling terdiri atas
periklanan dan publisitas. Mass Selling
merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Metode ini memang tidak lebih fleksibel dibandingkan
dengan personal selling namun merupakan yang lebih murah untuk menyampaikan
informasi kepada target pasar yang jumlahnya
sangar banyak dan tersebar luas. Ada dua
bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas.
c.
Promosi
Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk
persuasi langsung melalui pengunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang
yang akan dibeli pelanggan.
d.
Public
Relations (Hubungan Masyarakat)
Public Relations merupakan upaya
komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Kelompok-kelompok itu adalah mereka yang
terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
e.
Direct
Marketing
Direct Marketing adalah sistem
pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media
iklan untuk menimbulkan respon yang terukur di sembarang lokasi (Tjiptono,
2000:222). Untuk memberikan distribusi
yang optimal dari setiap metode promosi diperlukan adanya strategi bauran
promosi yang tepat. Tugas tersebut tidak
mudah, mengingat efektifitas masing-masing berbeda dan paling sulit, setiap metode
terkadang tumpang tindih (overlap) dengan metode lain.
2.4
Persepsi Merek
Promosi mendasari seseorang untuk
melakukan keputusan pembelian, begitu pula dengan persepsi. Konsumen akan
menampakan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap keputusan apa yang
akan di ambil dalam membeli suatu produk.
Menurut Ruch (1967: 300). persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk
petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan
diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan
bermakna pada suatu situasi tertentu.Kotler dan Amstrong (1996) mengemukakan
bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi
seseorang
terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabakan oleh adanya
proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan
perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang
dikehendaki. Salah satu cara untuk
mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen terhadap
produk. Dengan persepsi konsumen kita
dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan,
atau ancaman bagi produknya.
2.5 Motivasi Konsumen
“Suatu keadaan di dalam diri
seseorang yang mendorong, mengaktifkan ataumenggerakan dan yang mengarahkan
atau menyalurkan perilaku kearah satu tujuan”(Barelson dan Stainer,
1964:240). Sedangkan Handoko (2001)
mengatakan bahwa peran merek menjadikan pembeli menunjukan status ekonominya
dan pada umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil keputusan
untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua jenis motivasi
tersebut.
2.6
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu
proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah ataupun untuk dasar penelitian lebih
lanjut (Supranto, 2000). Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai
berikut:
a) Hipotesis 1
Program Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di
Kota Semarang.
b) Hipotesis 2
Persepsi Merek berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Kota Semarang.
c) Hipotesis 3
Motivasi Konsumen berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha di Kota Semarang.
d) Hipotesis 4
Kualitas Produk
berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha di Kota
Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Variabel Penelitian dan Definsi Operasional
Variabel penelitian ini secara
umum dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel
dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen
(Indriantono dan Supomo, 1999). Variabel
dependen dan independen dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Dependen
Keputusan pembelian
yang dilakukan merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan.
Faktor-faktor yang
mempengaruhinya antara lain : program promosi, persepsi merek, motivasi
konsumen, dan kualitas produk. Proses
pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan dalam
membeli suatu produk yang dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi,
penilaian alternatif, membuat keputusan pembelian dan akhirnya didapat perilaku
setelah membeli yaitu puas atau tidak puas atas suatu produk yang dibelinya
(Mowen dan Minor, 2002). Indikatornya adalah :
1. Tidak
mempertimbangkan merek lain.
2. Langsung membeli
motor Yamaha.
2. Variabel Independen
Dalam penelitian ini
terdapat empat variabel independen, yaitu program promosi (X1), Persepsi merek,
motivasi konsumen.
3.2
Penentuan Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini, tipe
penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian survey dengan menggunakan
metode pengambilan sampel purposive sampling yaitu pengambilan sampel pada populasi
dengan memberikan syarat dan kriteria tertentu kepada sampel. Syarat sampel pada penelitian ini adalah
sampel berdomisili atau warga Kota Semarang.
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah pembeli (buyer) atau pemakai
(user) sepeda motor Yamaha. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah pengendara sepeda motor merek Yamaha di kota
Semarang.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Jenis
dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data Primer
Menurut sugiarto
(2002) data primer merupakan data yang di dapat dari sumber pertama baik dari individu
maupun perseorangan, jadi data primer adalah data yang 0,013,904x0,25diperoleh
secara langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat untuk pertama kalinya melalui
wawancara atau hasil pengisian kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dukumpulkan oleh pihak
lain, bukan dari pihak peneliti sendiri untuk tujuan yang lain (Istijanto,
2005). Data sekunder diperoleh dari
berbagai bahan pustaka, baik berupa buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya
yang ada hubungannya dengan materi kajian.
3.4
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Wawancara
Wawancara merupakan metode yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan
individual menggunakan pertanyaan lisan kepada obyek penelitian (Indriantoro
dan Supomo, 1999). Dari wawancara ini,
peneliti akan memproleh informasi spontan dan mendalam dari setiap responden.
2.
Kuesioner
Menurut Rangkuti (1997) tujuan
kuesioner adalah memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survey,
memperoleh informasi dengan tingkat keandalan dan tingkat keabsahan setinggi
mungkin. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan
sendiri oleh responden tanpa bantuan
dari pihak peneliti. Pertanyaan yang diajukan
pada responden harus jelas dan tidak meragukan responden.
3.5
Metode Analisis Data
Dalam
penelitian ini metode analisis yang dipakai adalah :
3.5.1
Analisis Kualitatif
Analisis kuantitatif adalah gambaran
keadaan suatu perusahaan.Suatu definisi yang dapat diartikan secara umum karena
model ini dilukiskan dengan sebuah kalimat yang bisa mewakili kualitas dari
sebuah obyek yang diteliti.
3.5.2
Analisis Kuantitatif
Analisis data ini menggunakan
angka-angka dengan metode statistik.Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara melakukan penyebaran
kuesioner kepada para responden menggunakan skala Likert.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar